“ LAPORAN
BACAAN TENTANG PARAGRAF
GANDA MARTUNAS SIHITE
1509114748
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rachmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan ‘laporan bacaan tentang paragraf’ dapat terselesaikan sesuai dengan
yang diharapkan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu patutlah
kiranya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan tugas ini.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang selayaknya dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan sehingga sudilah kiranya apabila ada yang
memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan penulisan mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam Laporan ini memberikan manfaat kepada
berbagai pihak pada umumnya dan penulis khususnya.
Pekanbaru, 24 maret 2016
Penulis
Paragraf
A.Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain atau paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat . Paragraf juga disebut sebagai
karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau
pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1
paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat
pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup.
Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu
gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak
ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.
1.
Bagian-bagian
paragraf
Pada umumnya paragraf terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan
bahwa paragraf pada umumnya terdiri atas beberapa
kalimat. Dari fungsi dan kandungannya, kalimat dalam paragraf dapat dipilah-pilah menjadi kalimat
topik, kalimat pengembangan, kalimat penutup, dan kalimat penghubung.
2.
Struktur
paragraf
Paragraf
terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama.
a. Ciri kalimat topik :
1. Mengandung permasalahan yang
potensial untuk diuraikan lebih lanjut
2. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat
lain
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung
atau transisi
b. Ciri kalimat pendukung :
1. Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan
kalimat lain dalam satu alinea
3. Pembentukannya sering memerlukan
bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi
4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain
yang bersifat mendukung kalimat topik
3.Unsur-unsur
paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus
memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat
berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
1.Topik atau
tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan
hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan
kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam
paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Kalimat utama
atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf
karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama.
Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun
diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide
pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
Induktif :
kalimat utama diletakan di akhir anilea
Variatif :
kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh
alinea
3. Kalimat
penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas. 4.Judul
(kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
Provokatif (menarik)
Berbentuk frase
Relevan (sesuai dengan isi)
Logis
Spesifik
4.Syarat-syarat
paragraph Adapun
syarat-syarat dalam pembentukan sebuah paragraf adalah:
1. Kesatuan
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu
topik. Fungsi paragraf adalah mengembangkan gagasan pokok
atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada
unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan
tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika
kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak telepas dari topiknya atau selalu
relevan dengan topik.
2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau
kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan
kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah
alenia. Paragraf yang memiliki
koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang
disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah paragraf akan menyulitkan pembaca untuk menghubungkan
satu kalimat dengan kalimat lainnya. Untuk menyatakan kepaduan atau koherensi
dari sebuah paragraf, ada bentuk lain yang sering
digunakan yaitu penggunaan kata atau frasa (kelompok kata) dalam bermacam-macam
hubungan.
B.Macam-macam paragraf
A.
Berdasarkan Jenisnya
1. Paragraf Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi.
paragraf
eksposisi bertujuan untuk memaparkan,
menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik
kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas
pengetahuan pembaca.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
- Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat informatif.
- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra.
- Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh:
- Para pedagang daging sapi di
pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging
ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit
sehingga harganya meningkat.
Paragraf eksposisi
terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
- Eksposisi Definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu sendiri.
Contoh paragraf eksposisi definisi: - Ceplukan adalah tumbuhan semak liar
yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya
bisa ditemukan pada saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara
30-50 Cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau
kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan
yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat
penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing
manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting,
keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan
liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
- Eksposisi Klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh paragraf eksposisi klasifikasi: - Sistem
penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang
digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan
wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan
karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang.
Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan
pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.
- Eksposisi Proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh paragraf eksposisi proses: - Lemon dan jeruk nipis ternyata
memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric
acid yang sangat kaya dan sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang
bisa menjadi penyebab jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan
perasan lemon atau jeruk nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah
secara merata dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan
air hangat. Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari
akan memberikan hasil yang maksimal.
- Eksposisi Ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh paragraf eksposisi ilustrasi
(contoh): - Sebenarnya,
kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari
berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka
kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini
menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti
daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang
papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang
permanen.
- Eksposisi Pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh paragraf eksposisi pertentangan: - Orang yang gemar bersepeda, pada
umumnya ialah orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak
pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil
nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
- Eksposisi Berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
Contoh paragraf eksposisi berita: - Para
pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan
pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur
kini melejit sehingga harganya meningkat.
- Eksposisi Perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh paragraf eksposisi perbandingan: - Tinju
bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah
penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak,
penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan
kaki.
- Eksposisi Analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh paragraf eksposisi analisis: - Beragam
teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang
berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn
memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang
dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut …
2. Paragraf Argumentasi
Jenis paragraf yang mengungkapkan
ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta
(benar-benar terjadi). Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/
kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
·
Ciri-ciri paragraf argumentasi,
yaitu:
- Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
Contoh: -
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.
Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan
Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang
dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih
banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau
mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya
untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis
moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi
keluarga semakin terlihat di mana-mana
·
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
- Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi: - Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
- Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi: - Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
- Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat: -Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
3. Paragraf Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau
keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal
tersebut.
Contoh:
- Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni
semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang
gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis
pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar
mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang
menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna. Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
- Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
- Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
- Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam
paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:
- Pola Spasial
- Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan
pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi
lagi menjadi 2 pola yaitu:
1.
Pola
Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai
kesan atau opini dari penulis.
2.
Pola
Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan
objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
4 . Paragraf Persuasi
suatu
bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai
dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
- Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Paragraf Narasi
Karangan
ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur
cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Paragraf
narasi dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
- Narasi Ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh
paragraf narasi ekspositoris: - Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus.
Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris
seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan
menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka
membawakan "Mars Jalan" yang
dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
- Narasi Sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh paragraf narasi sugestif: -Pendekar Aryand menghunus pedangnya. Dengan cepat
ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Alan.
tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh Alan,
pedang itu jatuh ke tanah. Pendekar Aryand memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Alan. Tiga kali Pendekar Aryand melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
B. Berdasarkan tujuannya
1. Paragraf pembuka
Paragraf
pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Dalam karangan ilmiah, paragraf pembuka dapat berupa:
·
garis besar karangan dengan
menonjolkan bagian yang dipandang penting;
·
pemaparan isi dan maksud judul
karangan;
·
kutipan pendapat pakar pada bidang
ilmu yang bersangkutan;
·
sitiran dari suatu pendapat;
·
pembatasan objek dan subjeknya;
·
pemaparan arti penting masalah yang
akan dibicarakan;
·
gabungan dari beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques Cousteau
lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5
tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam
gara-gar waktu berusia 10 tahun dikirim kesekolah musim panas di Danau harvey,
AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen
kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh
ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa
celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.
2. Paragraf penghubung
Paragraf
penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka.
Ada beberapa pola penyusunan
kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat dijadikan pedoman,
yaitu :
·
Pola Urutan Waktu
Dalam
pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
Contoh
:
Ø
Secara Eksplisit
Maharani Puspita Sari tidak hnaya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru
atau teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi
tanah di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta
lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982. dan siswa kelas II IPA SMA Regina
Pacis (Bogor) itu tercatat sebagai pemanang harapan.
Ø
Secara Implisit
Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam
buta pertengahan Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah
berseru dari luar memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil
bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau
itu disebut kacong, berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan
beberapa waktu kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut.
Nelayan pulau Mandangin turun mencari ikan. Besuk siang mungkin merekakembali
ke darat dengan tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan
hasil yang nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas
hutang yang ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.
·
Pola Runtutan Tingkat
Dalam
pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah
sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan
sebagainya.
Contoh :
Meskipun tingkat pembangunan suatu desa
berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari satu negara ke negara lainnya, akn
tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat diterima. Pertama, pembangunan
diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk ... kedua, pembangunan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan pendapatan penduduk
desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan penduduk dapat
menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang positif, ...
keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin keselamatan atau
jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan membuka kesempatn
memajukan karir masing-masing warga desa.
·
Pola Urutan Apresiatif
Pada pola urutan apresiatif. Penulis
mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar,
berg una tidak berguna, dan sebagainya.
Contoh :
Pernyataan bahwa business adalah
unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang. Mereka
bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang primitif
beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of life.
Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang
bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming
is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha
pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi
haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah
business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak
yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’.
Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan
beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan- bahan
yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani yang
maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu bertindak secara itu.
·
Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan tempat, penulis
mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya
dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya.
Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat
pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting
sampai tempat yang kurang penting.
Contoh :
Sebelum perahu bertolak ketengah
laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua perlengkapan. Kalau tempat
yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah ditebarkan, anak laki-laki sembilan
tahun ini meloncat ke air bersama sepotong bambu sepanjang tiga meter sebagai
pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu malam hari sekali pun. Tugasnya saat
ini adalah membetulkan payang (jaring), atau menjaganya jangan tersangkut
didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu setengah atau dua
jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.
·
Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir sama
dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini terkandung
adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat
tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan
gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan
berakhir pada gagasan yang paling intens.
Contoh :
Dalam film terlihat seekor kera yang
semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah dicekoki obat mencret Entro
Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu. Hadirin menarik nafas. Tetapi
suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi setelah film berakhir, dan
lampu dinyalakan diruang Press Club.
·
Pola Urutan Antikimaks
Pola urutan antiklimaks ini
merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks ini
berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens sampai ke yang
kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks dan
antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang
berupa penyelesaian.
·
Pola Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan khusus ke umum
ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu hal yang khusus,
kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya.
Contoh :
Manusia adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga
sedikit empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang
serupa itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.
·
Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam pola urutan ini, penulis
mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari
pernyataan itu.
Contoh :
Kalau kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau
Kambing. Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin
meniup daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang
kelihatan hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu
membuat bak mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan.
Beberapa penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga
sumur yang ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut.
Air itu tak dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi.
·
Pola Urutan Tanya - Jawab
Dalam pola urutan tanya- jawab ini,
penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian
diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
Contoh :
Apa saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi
agar diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi
hendaknya tidak mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur
agar diskusi berjalan lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan
bersama, dan harus menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta
menjuruskan kearah pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan
oleh seorang peserta saja, dan kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat
harus mengusahakan penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus
membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.
3. Paragraf penutup
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh
alinea penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia
dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang
pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian,
media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi.
Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat,
tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan
yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi modern,
baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh
alinea penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan
di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh
Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan
yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu
murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia
bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah
diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang
paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam
jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh
alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan
memecahkan secara tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan
faktor penting yang memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan
nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa
bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu
pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap lagi. Sesudah
stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu eksistensi bangsa
dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila maksud
dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh
alinea penutup yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar
rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada
pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di
daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja
keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan
daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi
sasaran KMD.
Contoh
alinea penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan
sutau laporan hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan
pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan
harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
Macam-macam
paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1. Paragraf deduktif
Paragraf
deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai
dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya,
sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah
menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk
membuka usaha baru.
2. Paragraf induktif
Paragraf
induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana
pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi
tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat
komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf campuran
Paragraf
campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph.
Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan
kembali.
Contoh :
Dalam
kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan
apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana
komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia
tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Macam-macam
paragraf berdasarkan isi
1. Paragraf deskripsi
Paragraf
deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan
tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk
melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di
seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya
hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh
di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan
angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2. Paragraf proses
Paragraf
proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya
tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian
atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf efektif
Paragraf
efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya
terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak
boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.